RSS

NASKAH DRAMA SANG MATAHARI


SANG MERCUSUAR
(Lebih Baik Mati Daripada Menyerah Pada Kemunafikkan)

TEMPAT                               : Di sebuah rumah sederhana dan markas bekas pabrik tua di
                                            Desa Amitunon

WAKTU                                : Tengah malam – sebelum fajar (pertengahan Desember 1976).
PELAKU                               :

IMRON                                  :
“Anak Yatim Yang Di Tinggal Mati Bapaknya Saat Dia Masih Dalam Kandungan, Mahasiswa Semester Lima  Dan Wartawan Kampus Di Universitas Puser Angin Jurusan Ilmu Sosial Dan Politik. Keadaan Fisiknya Kurang Normal, Kaki Kananya Mengalami cedera tulang dan jangkak adalah tumpuan ia berjalan.”
Karakter                                  :
1.      Keras kepala
2.      Gaya bahasa tegas dan meyakinkan
3.      Kepribadian penuh wibawa
4.      Punya semangat yang menggebu demi tercapai cita-cita
                 
AMINAH                   :
“Ibunda Imron Dan Seorang Buruh Tani”
Karakter                                  :
1.      Penyayang
2.      Gaya bahasa lemah lembut ( bahasa Ibu )
3.      Kepribadian sederhana
4.      Punya rasa hawatir yang tinggi terhadap anaknya

ALI                             :
“Sahabat Imron Dan Mahasiswa Seangkatan Dengan Imron”
Karakter                      :
1.      Cerdas
2.      Punya kebiasaan memegang dagu ( jenggot ) saat berbicara
3.      Gaya bahasa tegas dan meyakinkan ( logat bicara anak Madura )
4.      Kepribadian penuh wibawa

MAISAROH
“ Mahasiswi Seangkatan Dengan Imron ”
Karakter          :
1.      Suka bertanya ( Aktif Berbicara )
2.      Gaya bahasa tegas dan meyakinkan
3.      Kepribadian penuh wibawa

ZAINAL                                :
“ Bapak Camat Kecamatan Amitunon yang Suka Korupsi, Penipu Rakyat, Dan Sering Disebut Sik Binatang Publik”.
Karakter                      :
1.      Keras kepala dan pemarah
2.      Gaya bahasa tegas
3.      Punya kebiasaan memegang tusuk gigi yang selalu ada di mulut
4.      Kepribadian arogan dan licik

JAMAL                                  :
“Anak Buah Zainal”.
Karakter                                  :
1.      Bodoh
2.      Gaya bahasa gagap ( tidak lancer )
3.      Arogan

PARDI                                   :
“Anak Buah Zainal”.
Karakter                                  :
1.      Bodoh
2.      Gaya bahasa tegas
3.      Arogan

BONENG                              :
“Anak  Buah Zainal”.
Karakter                                  :
1.      Bodoh
2.      Gaya bahasa tegas
3.      Arogan


Capter 1.

RUMAH IMRON, TERLIHAT RANJANG TUA, TEKO TERBUAT DARI TANAH LIAT/KENDI DAN MEJA KECIL YANG DI ATASNYA ADA  MESIN TIK, NAMPAK JUGA JAS ALMAMATER YANG TERSAMPIR DI BELAKANG MEJA KERJA.

KETIKA LAYAR TERBUKA, IMRON TAMPAK SEDANG SERIUS MENULIS DENGAN MESIN TIK KESAYANGANNYA, DAN DI TEMANI LAMPU PIJAR (DAMAR UPLIK) YANG SUDAH TUA. (Di Ikuti Iringan Musik Seruling Jawa Melenting – Lenting).
SESAAT KEMUDIAN DATANG AMINAH (IBU IMRON) DENGAN MEMBAWA KUE SINGKONG KESUKAAN IMRON.

AMINAH
: (SAMBIL MENGHIDANGKAN KUE DI MEJA IMRON)
Imron, apa kamu tidak capek..? sudah berapa jam kamu duduk dan sibuk dengan tik tua itu…? Kamu harus memperhatikan kesehatanmu..! pikir saja kuliyahmu jangan pikir yang lain….!
IMRON
: Ya emak, sebentar lagi selesai….
AMINAH
: Sebenarnya apa yang kamu tulis dari tadi? Sepertinya serius banget…?
IMRON
: Biasalah emak..! namanya juga mahasiswa, ya…seperti ini pekerjaanku, ngetik dan mengetik…!
AMINAH
: (DUDUK SANTAI DI RANJANG SAMBIL MELIPAT BAJU YANG SUDAH SELESAI DI JEMUR).
Apa tidak ada pekerjaan lain, selain mengetik..? kita inikan orang tak punya. Cobaklaaah..! cari pekerjaan sampingan, biar kamu mandiri..! jadi pelayan restoranlah, jadi tukang cukurlah atau yang lain…! Cobak..! kamu lihat Parto anaknya Pak Zainal, dia sekarang sukses, jadi pengusaha terkenal, malahan sekarang dia jadi pejabat pemerintahan seperti ayahnya. Apa kamu tidak ingin seperti dia…?
IMRON
: (DENGAN NADA SEDIKIT KASAR, IMRON TIDAK SETUJU DENGAN APA YANG DIKATAKAN OLEH IBUNYA)
Sudahlah emak..! jangan samakan Parto dengan kita, kita ini orang miskin, orang melarat dan kita tidak akan bisa seperti dia…!
AMINAH
: Kalau ada usaha mengapa tidak..?! ( MENYAHUT BICARA IMRON )
IMRON
: Ya, usaha korupsi, merampok, mengutakan keluarga dari pada orang lain, dan menyuap demi tercapainya cita-cita, gitu…!? ( NADA TEGAS )
AMINAH
: Maksud kamu…?
IMRON
: Apa selama ini emak tidak tahu, siapa sebenarnya Pak Zainal wa ahlihi…?
AMINAH
: Memang siapa mereka…?
IMRON
: Iblis…binatang..! (NADA TEGAS)
AMINAH
: Imron…! Sadarkah dengan apa yang kau katakana tadi..? (MENYENTAK)
IMRON
: Aku tidak tidur, aku tidak mimpi, semua orang sudah tahu siapa mereka..! ( NADA TEGAS POSISI TETAP DALAM KEADAAN DUDUK )
AMINAH
: Binatangkah…mereka…?

IMRON
: Ya.., mereka lebih dari binatang..! emak tau …? Siapa yang habiskan uang rakyat, yang jual kayu hutan ke luar negeri, dan yang menimbun sembako selama ini..? Zainal emak…! (NADA MEYAKINKAN).
AMINAH
: Astaghfirullah hal azim…! Kamu tidak asal nuduh kan nak…? Kamu bisa di hukum dan di penjarakan..! (NADA KUWATIR).
IMRON
: Tidak…!
AMINAH
: Apa kamu berani dengan kondisimu seperti ini…? Mereka pasti punya anak buah banyak dan mereka tidak akan terima bila di gugat seperti itu…!
IMRON
: Aku tidak mau jadi pohon bambu, aku mau jadi pohon oak yang berani menentang ombak..! Dan sebentar lagi aku akan beberkan kebiadapan mereka di depan rakyat…!( NADA MEYAKINKAN SAMBIL MENATAP IBUNYA )

TIBA-TIBA DATANG ALI DAN WAHAB DENGAN BERPAKAIAN JAS ALMAMATER
ALI
: Assalamu’alaikum…!
AMINAH
:Wa’alaikumussalam..! Eh..nak Ali dan nak Maisyaroh…! Silahkan masuk, tumben ada apa…?
ALI
: Imron ada bu…?
AMINAH
:itu.., lagi sibuk nulis dengan mesin tik kesayangannya (SAMBIL MENUNJUK KE ARAH IMRON), saya tinggal ke dapur dulu ya…! (MEMBAWA PAKAIAN YANG SUDAH DI LIPAT TADI).
ALI
: selamat malam Imron… (BERJABAT TANGAN).
IMRON
ALI & MAISYAROH

MAISYAROH




IMRON
: Silahkan duduk..
: ( MENATA KURSI DAN MEJA YANG AKAN DI GUNAKAN UNTUK MUSYAWARAH . TATA LETAK MUSYAWARAH SETENGAH MELINGKAR TANPA MEMBELAKANGI PENONTON )
: Perkenalkan ini beberapa perwakilan dari universitas yang akan bergabung dengan kita. ( SAMBIL MENUNJUK KE BEBERAPA MAHASISWA, KEMUDIAN SATU PERSATU MEMPERKENALKAN DIRINYA MASING-MASING. Saya Udin dari universitas puser angin, saya Ardi dari universitas lemah abang, saya sumiyati dari universitas pasar baru )
: Kami mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat yang mau bersama kami menunjukkan bahwa keadilan itu lebih kuat daripada kemunafikan. selamat datang di rumah saya, disinilah nanti kita akan bermusyawarah membahas rencana tindaklanjut musyawarah kemarin saat di kampus. Baik sekarang saya serahkan kepada sahabat sahabat untuk melaporkan rencana kita.
ALI

MAISYAROH


ALI

: Ok. Terimakash, semua rencana beres…! Saya sudah berkoordinasi dengan 5 universitas lain ditambah dengan para buruh dan para petani
: sahabat Ali..apakah para petani sudah benar-benar di koordinasi..? jangan-jangan seperti kemarin, para petani yang di gerakkan malah tak ada yang datang sama sekali..( NADA BERTANYA PADA ALI DAN MEYAKINKAN ALI )
: jangan kuwatir,,saya sudah koordinasi dengan para kepala desa yang sangat setuju dengan aksi kita, bahkan sebagian kepala desa akan mewajibkan sebagian warganya untuk ikut aksi kita. ( NADA MEYAKINKAN )
IMRON
MAISYAROH

: terimakasih sahabat Ali, sekarang bagaimana dengan sahabat maisyaroh ?
: kami sudah membagi beberapa kelompok, kelompok pertama sejumlah 500 massa, saya letakkan di jalan utama sebelah utara kantor kelurahan untuk memblogkade kendaraan. Dan kelompok kedua sejumlah 300 massa, saya letakkan di jalan utama masuk kecamatan Amitunon. Jadi jalur utara dan selatan sudah di tutup. Kemudian kelompok ketiga sejumlah 50 massa akan berangkat dari jalur sebelah timur, tepatny kita akan long mach dari kampus menuju ke kantor kecamatan dan  sekarang tinggal menunggu komando…!
IMRON
: baik.., tapi apakah polisi dan para pejabat sudah kamu beritahu…?
MAISYAROH
: Semuanya sudah beres..! malahan kami beritahu pada mereka, bahwa kita akan datang lebih banyk daripada yang kemaren.
IMRON


MAISYAROH

IMRON

Perwakilan Dari Mahasiswa Puser Angin
MAISYAROH
Perwakilan Dari Mahasiswa Puser Angin
IMRON

: Baik kalau begitu..! massa saya serahkan pada kalian. Data seluruh anggota, jangan sampai ada anggota gelap. Say no to anarkhis. Tangkap profokator gelap. Ingat kita datang untuk rakyat (NADA TEGAS).
: bagaimana konsumsi kita ? apa para pendemo tidak diberi makan ataukah minum..?
: usulan yang bagus, Bagaimana sahabat-sahabat, apakah perlu kita siapkan konsumsi buat anggota kita..?
: kami dari universitas puser angin siap menanggung konsumsi acara ini...( NADA TEGAS )


: apakah sahabat siap, perserta begitu banyak, apakah mencukupi..?
: InsyaAllah siap..kami sudah anggarkan semua...



: baiklah..kalau memang kita sudah siap...segera rapatkan barisan..dan saya kira cukup pertemuan kita kali ini. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat..besuk kita akan bertemu di kantor kecamatan.
ALI
: kita pamit. Assalamu’alaikum…! ( MENINGGALKAN RUMAH IMRON).
IMRON

ALI
: Wa’alaikumussalam…!
: Ali...nanti kita bertemu di bascamp kampus..ok.
: ok.

KEMUDIAN IMRON BERGEGAS-GEGAS, SELANG BEBERAPA MENIT SEBELUM IMRON BERANGKAT, IBU IMRON KELUAR DARI DAPUR.
AMINAH
: Imron, mau kemana kamu…? Ini kan sudah malam…!
IMRON TIDAK MENGHIRAUKAN PERTANYAAN IBUNYA, IMRON MASIH SIBUK MEMPERSIAPKAN PERLENGKAPANNYA.
AMINAH
: Imron…! Ayo jawab pertanyaan emak..! ayo jawab..! pakai jas segala (SAMBIL MENARIK JAS IMRON) mau kemana kamu…? Imron, jangan katakana kamu akan pergi demo, jangan katakana kamu akan unjuk rasa…! (NADA KUWATIR YANG DISELINGI TANGISAN KECIL).
IMRON
: Itulah tepatnya yang akan aku lakukan emak..! (NADA TEGAS)
AMINAH
: Tidak..tidak Imron…! Batalkan niatmu itu… (MENANGIS).
IMRON
: Niatku sudah bulat emak..! niat ini dari hati untuk hati..!
AMINAH
: Imron.., apa kamu tidak kapok, dengan kondisimu sekarang ini, kakimu patah gara-gara dipukuli polisi saat demo di depan kantor Kecamatan kemarin…?
IMRON
: Semua peristiwa itu tak akan kulupakan, patahnya tulang ini bukan berarti patah pula semangat juangku untuk Negara dan demi keadilan bangsa. Aku akan tetap mengupas kebiadapan binatang-binatang publik dan kadal-kadal bangsa…!
AMINAH
: Imron, aku tidak mau terjadi sesuatu pada kamu…!
IMRON
: Aku tidak tega melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa, kampus telah di serbu oleh mobil berlapis baja, kata-kata di lawan dengan senjata. Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini, kenapa keamanan justru menciptakan ketakutan dan ketegangan. Sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat. Keamanan yang berdasarkan kekerasan dan senjata adalah penindasan..! Do’akan aku emak (MENCIUM TANGAN IBUNYA). Assalamu’alaikum…!
AMINAH
: Wa’alaikumussalam..! Imron…Imron… (MENANGIS TERSEDU-SEDU).


Chapter 2

MARKAS P[ERSEMBUNYIAN ZAINAL DAN TEMAN-TEMANNYA. TERLIHAT DISITU ADA SATU MEJA DAN TIGA KURSI, LAMPU BESAR YANG BERGANTUNGAN TEPAT DI ATAS MEJA. TEMBOK BANGUNANNYAPUN SUDAH KEROPOS, ADA TIGA BOTOL BIR DI ATAS MEJA DAN JAS KEHORMATAN YANG MENUTUPI KOPER DI ATAS KURSI.
LAYAR DI ANGKAT, NAMPAK ZAINAL SEDANG MENGHITUNG SEJUMLAH UANG DENGAN MENIKMATI ROKOK DAN BIR SEMBARI TERTAWA KEGIRANGAN….

ZAINAL
: Ha….ha..ha..haa…aku kaya raya…aku jadi jutawan…ha..ha..haaa, akulah penguasa, siapa yang berani dengan Zainal(SAMBIL MEMUKUL DADANYA) dia pasti mampus…! Ha..ha..ha…

SELAMA BEBERAPA MENIT ZAINAL MASIH BERSENGGAMA DENGAN KEKAYAANNYA, KEMUDIAN ZAINAL INGAT KALAU MALAM INI ADA SIDANG DI KANTOR KABUPATEN. ZAINAL TERGOPOH-GOPOH MERAPIKAN BAJUNYA DAN SEGERA MEMPERSIAPKAN BERKAS-BERKAS DALAM KOPER. TAPI TAK LAMA KEMUDIAN DATANGLAH ANAK BUAH ZAINAL DENGAN KONDISI NGOS-NGOSSAN…!
JAMAL
: Tunggu bos..tunggu…! (NAFAS TERPUTUS-PUTUS)
ZAINAL
: He…! Ada apa? Apa masih kurang uang yang aku berikan pada kalian..?
JAMAL
: Ti…ti..tidak bos!
ZAINAL
: Lalu apa…! Kayak orang di kejar maling aja…! (MEMBENTAK)
JAMAL
: Be…be…begini bos…! Di..di…kantor a..a..ada… (GAGAP)
ZAINAL
: Ada apa…? Ayo bilang..!(MEMBENTAK).
JAMAL
: Di…di..kantor ada surat pemberitahuan unjuk rasa be..be..besar-besaran..!
ZAINAL
: Apa kau bilang…! Tengah malam gini ada unjuk rasa…! (HERAN).
JAMAL
: I…i..iya bos..!malah massanya lebih banyak dan membludak daripada yang kemaren…!
ZAINAL
: Kurang ajar...! (MEMBANTING KOPERNYA DI ATAS MEJA)
JAMAL
: Bos…, kayaknya apa yang kita rencanakan dan kita lakukan selama ini, sudah tercium oleh mereka..!
PARDI
: Malahan bos…, massa geram menyebut-nyebut nama para pejabat yang mereka anggap tikus-tikus kantor, dan salah satu nama yang disebut mereka adalah bos Zainal…! ( NADA TAKUT )
ZAINAL
: Apa…? ( GERAM )
PARDI
: malah mereka sudah menyiapkan poster yang bertulisan Gantung Zainal, cincang Zainal, Zainal iblis, Zainal binatang…!

ZAINAL BINGUNG, TUBUHNYA GEMETAR, MONDAR-MANDIR TAK KARUAN, TAKUT…TAKUT…DAN TAKUT. ZAINAL BERTERIAK KENCANG…
ZAINAL
: Tidaaaaak….! (KERAS, MEMUKUL MEJA).
PARDI
: Dan malam mini mereka mengajukan permintaannya bertemu dengan presiden. Mereka akan menunjukkan bukti-bukti kebiadapan bos, dan supaya segera mengadili bos..! dan….!
ZAINAL
: Dan apa…? (KERAS).
PARDI
: Presiden akan mempersilahkan salah satu coordinator massa untuk membahas masalah ini sebelum fajar nanti..!
ZAINAL
: Berarti mereka sekarang menunggu keputusan presiden malam ini..?
PARDI
: Betul..!

ZAINAL MERASA MENDAPAT ANGIN SEGAR, SETELAH MENDENGAR LAPORAN DARI ANAK BUAHNYA, BAHWA PEMBUKTIAN KEBIADAPANNYA DI TUNDA SEBELUM FAJAR. DAN ZAINAL TIBA-TIBA PUNYA RENCANA JITU UNTUK MENGGAGALKAN PERTEMUAN ITU..
ZAINAL
: Aduh bagaimana ini..! (BINGUNG, PEGANG KEPALA, MONDAR MANDIR).
JAMAL
: Bos, jangan bingung dong..! aku jadi ikut bingung niiih..!
ZAINAL
: Ok, sekarang katakana siapa biang kerok semua ini..? (TEGAS.
JAMAL
: Maksud bos, Koordinator massa itu..!
ZAINAL
: Ya..!
JAMAL
: Kalau nggak salah tadi, namanya itu….Imron..!
ZAINAL
: Apa..! Imron.! Bangsat..! (SAMBIL NENDANG KURSI), dia lagi dia lagi, apakah bocah ingusan yang pernah kau hajar itu..?
JAMAL
: Betul bos, bocah ingusan yang dulu pernah berusaha mengupas kesalahan-kesalahan bos lewat karya-karyanya di surat kabar..!
ZAINAL
: Mengapa dulu tidak kamu bunuh saja dia..!
JAMAL
: Kan bos sendiri yang jangan bunuh dia..!
ZAINAL
: Alaaah. Banyak alasan! Pokoknya sekarang juga kalian bawa Imron kesini hidup-hidup.! Ingat.! Kita Cuma punya waktu tiga jam sebelum dia bertemua dengan preside. Awas! Jangan sampai ada yang tahu rencana kita ini..! faham.!
JAMAL
: Ok. Bos.!
ZAINAL
: Cepat…!
……………………………………………………………………………………………………….

Chapter 3

DI RUMAH IMRON. SETELAH BERKUMPUL DI BASCAMP KAMPUS SAMBIL MENUNGGU PANGGILAN PRESIDEN. ALI DAN MAISYAROH BERKUMPUL DI RUMAH IMRON DAN SEKALIAN MENYIAPKAN BERKAS-BERKAS YANG AKAN DI AJUKAN KE PRESIDEN NANTI.
IMRON
: Akhirnya usaha kita selama ini di terima oleh mereka..!
ALI
: Betul! Ini semua berkat kerja keras kamu, Imron.! Aku bangga punya sahabat sepertimu..!
MAISYAROH
: Negarapun bangga punya pahlawan sepertimu.! (SAMBIL MEMEGANG PUNDAK IMRON).
IMRON
: Alaaah, kalian berdua, terlalu menganak emaskan aku. Ingat.! Karena kebersamaan kita bisa. Karena kita mampu, mampu menumbangkan kemunafikan di negri ini..! (NADA PASTI DAN MANTAP).
ALI DAN MAISYAROH MENGANGGUK-ANGGUKAN KEPALA

SETELAH MEREKA BERDIALOG DAN MEMPERSIAPKAN BERKAS-BERKAS. TAK LAMA KEMUDIAN DATANGLAH ANAK BUAH ZAINAL MEMPERKERUH SUASANA. ANAK BUAH ZAINAL MENGOBRAK-ABRIK ISI RUMAH.
WAHAB
:He..! Siapa kalian? (MENUJU KE ARAH ANAK BUAH ZAINAL)
ALI
: Mau apa kalian kesini..? (MENGHADANG ANAK BUAH ZAINAL)
JAMAL
: Alaaah…! Minggir kau (SAMBIL MENDORONG ALI)
ALI DAN MAISYAROH MENCOBA MELAWAN..
IMRON
: Cukup.! Hentikan.! Apa yang kau mau dari kami..? (MENUNJUK KE ARAH BUAH ZAINAL)
JAMAL
: Ha…ha…ha…, Masih ingatkah kau kepadaku..? (NADA KASAR)
IMRON
: Ya.! Iblis-iblis bangsat.! (NADA MANTAP)
JAMAL
: Tepat sekali..! Dan tujuan kami kesini akan menghabisimu yang kedua kali, ha..ha..ha..!
BONENG
: Halah…! Banyak bacot lho..! (SAMBIL MEMUKUL IMRON).

ALI DAN MAISYAROH BERUSAHA MELAWAN, TAPI APALAH DAYA MEREKA MALAH BABAK BELUR DIHAJAR ANAK BUAH ZAINAL. AKHIRNYA ANAK BUAH ZAINAL BERHASIL MEMBAWA IMRON. SELANG BEBERAPA MENIT SETELAH KEPERGIAN ANAK BUAH ZAINAL, BU AMINAH MUNCUL DARI KAMAR DENGAN WAJAH KUSUT BERANTAKAN. BUA AMINAH TERBANGUN DARI TIDURNYA KARENA MENDENGAR ADA RIBUT-RIBUT DI LUAR. (KAGET, HERAN SETELAH MELIHAT RUANGANNYA BERANTAKAN)
AMINAH
: Masyaallah…! Astaghfirullah hal adzim..! apa yang terjadi pada kalian?
ALI
: I..i…Imron buk…! (TUBUH TAK BERDAYA)
AMINAH
: Ada apa dengan Imron, ayo katakan (MENANGIS, DI ULANG-ULANG)
ALI
: Imron di culik anak buah Zainal. (TUBUH TAK BERDAYA)
AMINAH
: Tidak…!(TUBUH LEMAS MENANGIS KERAS, DI ULANG-ULANG)
ALI
: Sabar buk…!
AMINAH
: Kalian tahu, di bawa kemana Imron…?
ALI
: Mungkin di bawa kesuatu tempat yang dulu Imron pernah disekap.!
MAISYAROH
: Kalau begitu kita akan cari bantuan dan akan selamatkan Imron..!  Mari buk! (MENGGANDENG TANGAN BU AMINAH)
……………………………………………………………………………………………………….
Chapter 4

MARKAS ZAINAL. NAMPAK ZAINAL SEDANG BINGUNG, MONDAR-MANDIR, GUGUP, CEMAS. MENUNGGU KABAR DARI ANAK BUAHNYA. TAK LAMA KEMUDIAN DATANGLAH MEREKA (ANAK BUAH ZAINAL) MEMBAWA KARUNG BESAR YANG BERISI IMRON.
ZAINAL
: Bagaimana, berhasil..?!
JAMAL
: Beres bos…!
PARDI
: Semua berjalan dengan mulus bos…!
ZAINAL
: Bagus..! sekarang dimana dia..?
BONENG
: Jangan kuwatir bos, dia di tempat yang aman..!
ZAINAL
: Cepat kau bawa kesini…! Aku sudah tak sabar ingin menghabisinya..!

BONENG DAN PARDI MENYERET KARUNG BERISI IMRON KE HADAPAN ZAINAL.. SEDANGKAN JAMAL MEMBAWA JANGKAK IMRON.
PARDI
: Ini bos..! (SAMBIL MENENDANG IMRON)
ZAINAL
: Ha..ha..ha.. keluarkan dia..!

DALAM KEADAAN BABAK BELUR DAN TANGAN TERIKAT, IMRON DI KELUARKAN DARI KARUNG, DAN DI LETAKKAN DI KURSI SEBELAH KANAN. (KONDISI IMRON MEMPRIHATINKAN).
ZAINAL
: Lepaskan talinya..! Dan sekarang tinggalkan aku berdua dengan anak ingusan ini…!

JAMAL, PARDI, DAN BONENG MENINGGALKAN MEREKA BERDUA JAMAL MELETAKKAN JANGKAK DI PINGGIR IMRON.
SAKING TAK TAHAN MENAHAN RASA SAKIT DI SEKUJUR TUBUHNYA, IMRON MENYANDARKAN KEPALANYA DI ATAS MEJA. TAK LAMA KEMUDIAN ZAINAL TERTAWA TERBAHAK-BAHAK… DAN MENGHENTAKKAN TANGANNYA DI ATAS MEJA TEPAT DI DEPAN KEPALA IMRON. IMRON KAGET DAN BERUSAHA MENGANGKAT KEPALANYA TAPI TAK BERDAYA.
ZAINAL
: He..! anak ingusan (MENGANGKAT KEPALA IMRON DENGAN MENGGENGGAM RAMBUT IMRON). Apa kamu tidak tahu dengan siapa sekarang kamu berhadapan..? ha..! (MEMBENTAK)
IMRON
: Binatang. (TEGAS)
ZAINAL
: Kurang ajar…! (MELEPASKAN GENGGAMMANNYA DENGAN KASAR). Kalau kau katakana seperti itu lagi akan ku bunuh kau…!
IMRON
: Iblis(TEGAS).
ZAINAL
: Bangsat..! (MENAMPAR IMRON)
IMRON
: Tobatlah Zainal. Sudah berapa banyak dosa yang kamu lakukan, sadarlah…sadarlah Zainal..! Tuhan takkan menolak taubatmu..!
ZAINAL
: Jangan sok jadi malaikat di depanku…!
IMRON
: Kau akan memetik buah dari biji yang kau tanam..! (BERANJAK MENINGGALKAN KURSI DENGAN MENGGUNAKAN JANGKAKNYA)
ZAINAL
: Omong kosong ..! (MEMUKUL MEJA)
IMRON
: Tidakkah kau sadar akan perbuatanmu yang merugikan rakyat. Kau telah meminum darah rakyat, kau telah menelan tulang-tulang rakyat. Hukum pancung telah menggumu Zainal…! (NADA MANTAP)
ZAINAL
: Sudahlah, jangan sok suci kau, sok pahlawan kau, semuanya taik kucing.! He..! kalau kau masih ingin hidup dan masih ingin mersakan nikmatnya sate ayam,..! mala mini juga kau bubarkan massamu dan katakana pada presiden kalau saya tidak bersalah..! (SAMBIL MENODONGKAN PISTOL KE ARAH IMRON).

IMRON
: Stand like a hero, and die bravely. (Berdiri tegak bagai pahlawan dan mati dengan berani) Ayo..tembak! Tembak aku..! biar kau puas (MENENTANG). Aku..lebih baik mati daripada menyerah pada kemunafikan. (NADA MANTAP DAN MEYAKINKAN)

ZAINAL MURKA, AMARAHNYA MELEDAK KARENA TERPANCING EMOSI. AKHIRNYA ZAINAL MENEMBAK IMRON TEPAT DI DADA SEBELAH KIRI.. IMRON TEROMBANG-AMBING KESAKITAN DAN TERGELETAK PENUH DARAH. ZAINAL PUN GUGUP.
ZAINAL
: Inilah akibatnya kalau berani menentang Zainal… (SAMBIL MELEMPAR PISTOL KE TUBUH IMRON)

TAK LAMA KEMUDIAN DATANGLAH JAMAL DENGAN WAJAH BABAK BELUR DAN NAFAS NGOS-NGOSSAN.
JAMAL
: Bo…bo..bos, tolong aku bos..!
ZAINAL
: He, Apa yang terjadi…? (KAGET)
JAMAL
: A..a..anu bos..! Teman-teman Imron datang kesini bos..!
ZAINAL
: Apa kau bilang..!
JAMAL
: Iya bos..! (JAMAL LANGSUNG PINGSAN)
ZAINAL
: Kurang ajar..! (MARAH, BINGUNG, GUGUP)

SELANG BEBERAPA MENIT DATANGLAH ALI, MAISYAROH DAN IBUNYA IMRON. PADA SAAT ITU JUGA ZAINAL DIPUKULI DAN DI SEKAP OLEH WAHAB DAN ALI. SEDANGKAN IBU AMINAH LANGSUNG MENANGIS DAN MENGHAMPIRI IMRON YANG TERGELETAK BERLUMURAN DARAH.

AMINAH
: Imron…! (MENANGIS HISTERIS. MELETAKKAN KEPALA IMRON DI PANGKUANNYA). Apa yang terjadi padamu nak..?
IMRON
: Emaaak… (SUARA TERPUTUS-PUTUS)
AMINAH
: Mengapa kamu tidak mendengarkan kata-kata
IMRON
: Maafkan Imron Emak (SUARA TERPUTUS-PUTUS)
AMINAH
: Imron… (MENANGIS)

TIBA-TIBA ZAINAL MEMBERONTAK DAN MENCOBA MELARIKAN DIRI DARI SERGAPAN ALI DAN WAHAB. AMINAH GERAM MELIHAT ZAINAL MEMBERONTAK. AMINAH LANGSUNG MENGAMBIL PISTOL YANG ADA DI SAMPING IMRON DAN SEKETIKA ITU AMINAH MENEMBAK ZAINAL DAN AKHIRNYA ZAINAL MATI. ALI DAN WAHAB MENDEKAT KE ARAH IMRON.
ALI
: Imron…! bertahanlah…! (MENDEKAP TANGAN IMRON DI PANGKUANNYA). Apa yang terjadi padamu nak..?
IMRON
: Ali…! Maisyaroh…! Kau adalah teman sejatiku., maafkan aku, aku tidak berhasil mewujudkan cita-cita bangsa…! Aku malu pada mereka…!
ALI
: Tidak Imron, kita sudah berhasil mewujudkannya..!Mereka bangga dengan perjuanganmu selama ini…! (MENANGIS)

IMRON
: Ali…! Maisyaroh…!sebelum aku mati…! Aku berpesan pada kalian…! “Jagalah negeri tercinta ini dari kemunafikan”.
: Emak … maafkan semua kesalahanku emak…! (MENANGIS)

KONDISI IMRON SEKARAT, NAFASNYA TERPUTUS-PUTUS. DAN AKHIRNYA IMRON TELAH MENGHEMBUSKAN NAFAS TERAKHIR (TELAH MENINGGAL DUNIA)

AMINAH
: Imron…… (TERIAK HISTERIS)

ALI DAN WAHAB IKUT MENANGIS HISTERIS…!
(DI IRINGI ALUNAN SERULING JAWA MELAMBAI-LAMBAI).

“TOMMOROW IS ANOTHER DAY, THE DAY OF STRUNGGLE FOR A BETTER LIFE”
-TAMAT-


Ahmad Syauqi Arif
Aktifis Teater Metamorfosis Madrasah Ma’arif NU Almuhtadi
Sendangagung Paciran Lamongan
Tlp. (0322) 661877 / HP. 0856 4593 5130

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

REFLEKSI SOSIAL HAUL KE-65 KH. AHMAD MUHTADI MUSTHOFA ( 2013 )


UMAT MERINDUKAN TELADAN DARI SOSOK PEWARIS PARA NABI
( REFLEKSI SOSIAL DALAM RANGKA HAUL KE-65 KH. AHMAD MUHTADI MUSTHOFA )

Bangsa kita telah mengalami krisis multi demensi yang sangat memprihatinkan, sebagai penyebab yang paling utama krisis tersebut adalah berasal dari masalah krisis moralitas/dekadensi moral ( Rusaknya Moral ). Semua itu diakibatkan oleh menipisnya keimanan yang seharusnya dijadikan landasan untuk memperkuat nilai-nilai agama.
Apa yang mengakibatkan menipisnya keimanan kita ? setebal apapun keimanan seseorang pasti sedikit demi sedikit akan menipis bahkan akan hilang takterbekas. Sifat lahir manusia itu adalah “ Meniru “ jadi perkembangan atau perubahan dalam hidup manusia itu dimulai dari meniru kepada apa yang ada disekelilingnya, kalau yang disekilingnya negative maka cenderung negative pula yang akan dijalani tetapi apabila disekelilingnya positive maka yang dijalani itujuga cenderung positive. Itu semua tidak bisa dipungkiri karena perkembangan manusia yang sangat menonjol itu dipengaruhi oleh factor lingkungan. Keimanan itu dibentuk dari pondasi diri dan pondasi diri terbentuk dari kepribadian yang kuat, Menipisnya keimanan kita dikarenakan minimya pondasi bagi diri kita, salah satu pondasi itu berupa suritauladan atau uswah dalam kehidupan kita sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Disinilah Ulama memiliki peran penting untuk memperbaiki krisisnya umat. Tetapi  sosok Ulama sebagai pewaris para Nabi yang seharusnya menyebarkan suritauladan atau keteladanan pada umat, malah semangkin menyimpang dari khittahnya.
Ulama adalah simbol kesinambungan dakwah dalam mengemban misi Rabbani yang tidak boleh dikotori dengan kepentingan yang bersifat individual dan kelompok. Ulama mengemban kemaslahatan dan bertanggung jawab terhadap kesinambungan nilai-nilai moralitas demi terwujudnya umat yang berakhlaqul karimah, masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera di bawah naungan Ridha Ilahi. Kerinduan umat  hari ini adalah hadirnya ulama-ulama yang benar- benar menjadi teladan bagi umat, dan umat merasakan manfaat ilmunya serta merasakan keindahan akhlaknya.
Ulama bukanlah agen penguasa dikalangan grassroot yang hanya memberikan pernyataan ‘setuju’ atau ‘baik-baik’ saja, tapi bukan pula memposisikan diri sebagai oposisi ala elit politik di Indonesia yang hanya menyalahkan penguasa tanpa solusi riil, melainkan sebagai kekuatan tersendiri yang mampu menjembatani pemerintah dengan kebutuhan masyarakat. Dan karakter ulama yang merupakan pewaris sah para nabi ini tidak tereduksi bahkan teracuni oleh kedekatannya yang kental terhadap penguasa, dan peran ulama’ lebih dirasa bermanfaat bagi masyarakat. Padahal hubungan yang terjalin antara ulama dengan umara’ (penguasa) rentan akan fitnah yang kemudian melemahkan otoritas ulama. Disatu sisi seorang ulama dituntut untuk berkata adil didepan penguasa, bukan hanya selalu membenarkan apa yang sebenarnya salah.
Sesungguhnya negeri ini membutuhkan sosok ulama yang tidak hanya besar dalam nama -dikarenakan silsilah keluarga-, melainkan sosok ulama yang mampu memahami suara hati masyarakat dan memberikan solusi yang menyentuh tataran fundamental. Saat ini juga dibutuhkan sosok ulama yang berperan sebagai psikolog, dimana kedekatannya dengan masyarakat nyaris tanpa tabir birokrasi yang terlalu berbelit-belit, layaknya psikolog dengan pasiennya yang membutuhkan sekedar spirit dan sugesti untuk merubah kondisi jiwa yang sakit.
SANG IDAMAN UMAT
Tak terasa kini, genap haul ke- enam puluh lima ( 65 ) ulama kharismatik Pantura, Al Mukarram KH. Ahmad Muhtadi Musthofa wafat. Tepatnya, pada hari Sabtu pon, tanggal 13 Ramadlan 1368 H/9 Juli 1949 M. Pada momentum haul inilah diharapkan masyarakat Sendangagung umumnya dan keluarga besar Madrasah Almuhtadi khususnya dapat merefleksikan kembali kiprah dan keteladanan figur ulama yang yang juga termasuk seorang pejuang membela bangsa Indonesia dari tangan penjajah tanpa pamrih. Jiwa dan raga beliau serahkan untuk negara.
K.H. Ahmad Muhtadi adalah anak ke-6 dari KH. Musthofa Kranji. dilahirkan pada tahun 1908, beliau merupakan tokoh kharismatik dalam berdakwah dan menyebarkan syiar Islam di kecamatan Paciran. K.H. Ahmad Muhtadi salah satu pejuang yang sangat berani dalam mengeluarkan anjuran untuk menentang penjajah.
Semasa hidup, K.H. Ahmad Muhtadi adalah sosok kyai yang serba bisa karena di samping rajin dalam mengajarkan bermacam-macam ilmu agama kepada para santrinya beliau juga rajin dalam bekerja khususnya dalam bidang pertanian (mengolah tanah, bercocok tanam dan sebagainya). Selain ahli dalam bidang pertanian, K.H. Ahmad Muhtadi juga ahli di bidang kerajinan, diantaranya ialah membakar kapur (membuat gamping), membuat areng dan memasak kulit, baik kulit kambing maupun kulit lembu sebagai bahan baku membuat sabuk, sandal, tas, bedug dan lain-lain. Selanjutnya semua hasil kerajinannya itu dipasarkan (dijual) ke Gresik.
Banyak kenangan tentang sosok beliau yang tentunya membekas di hati warga Muslim di sendangagung. Sudah sepatutnya kita yang merasakan kedekatan bathiniah terhadap K.H. Ahmad Muhtadi senantiasa merenung. Sudah sejauh mana usaha kita dalam meneladani sikap, sifat maupun perbuatan beliau saat ini?
Sudah selayaknya, momentum haul K.H. Ahmad Muhtadi dimaknai dengan kegiatan akbar dengan spirit menumbuhkan jiwa-jiwa ulama yang menjadi tuntunan dan teladan bagi masyarakat. Bukan sosok yang terlena oleh arus dominasi politik praktis, hingga lupa, bahwa sisi keulamaannya perlahan terkikis oleh nuansa kehidupan duniawi.
Sesungguhnya negeri ini membutuhkan sosok ulama seperti K.H. Ahmad Muhtadi yang memiliki dedikasi dan berani mati untuk negri bahkan kedekatannya dengan masyarakat nyaris tanpa “tabir birokrasi” yang terlalu berbelit-belit, layaknya psikolog dengan pasiennya yang membutuhkan sekedar spirit dan sugesti untuk merubah kondisi jiwa yang sakit.
Kita pun menantikan sosok ulama yang revolusioner, yang bukan hanya sekedar mengajarkan kita isi kandungan kitab kuning, atau pesan-pesan suci agama, melainkan bagaimana menunjukkan jalan ke arah perbaikan umat terutama perbaikan moral bangsa yang saat ini mulai tidak setabil atau rusak parah.
Kita menanti sosok ulama yang mampu mendorong masyarakat untuk bangkit dan berubah dari keterpurukan kondisi yang sebenarnya telah terjadi secara sistemik. Saat ini, kita memang sangat sulit menentukan ulama yang komitmen dalam perjuangannya. Namun, dari sosok almarhum kita bisa mengambil berbagai macam pelajaran berharga. Antara lain adalah:
1.             INTELEKTUALITAS DAN PECINTA ILMU
Tidak ada yang meragukan kemampuan ilmu beliau. Sejak muda, Kiyai Muhtadi  dikenal memiliki wawasan yang luas. Beliau adalah sosok yang cinta ilmu dan itu dibuktikannya dengan diangkatnya menjadi guru, terutama guru di bidang tulis menulis (khoth) karena tulisan beliau sangat bagus. Di samping menjadi guru, beliau tetap menghafal Al-Qur’an dan masih juga belajar menadalami beberapa ilmu. beliau diperintah oleh Mbah KH. Hasyim Asy’ari untuk mengaji ilmu Falak kepada KH. Ma’shum Kuwaran Jombang. Oleh gurunya, K.H. Ahmad Muhtadi dinilai sebagai murid yang sangat tekun dan cerdas, karena itu beliau dipilih sebagai murid teristimewa, sehingga semua ilmu Mbah KH. Ma’shum Al-Falaki diberikan kepadanya. Selanjutnya K.H. Ahmad Muhtadi diserahi tugas untuk mewakili beliau (Mbah KH. Ma’shum) dalam mengajar ilmu falak kepada santri-santrinya. K.H. Ahmad Muhtadi sering disuruh oleh gurunya untuk mengerjakan praktek falak yang oleh sang guru sendiri dianggap terdapat kesulitan baginya. Namun berkat keuletan dan kelebihan kemampuan otaknya, K.H. Ahmad Muhtadi dapat menyelesaikan tugasnya dengan benar dalam waktu yang relatif singkat dari waktu yang diperkirakan oleh gurunya. Setelah K.H. Ahmad Muhtadi pulang dari pondok pesantren Tebuireng dan Seblak, beliau pergi mondok lagi, yaitu mengaji di pondok pesantren Suwalan Panji Jombang. Setelah beliau menamatkan mengajinya di pondok pesantren Suwalan, beliau pulang ke kampung halamannya, yaitu Desa Kranji Paciran Lamongan dengan membawa berbagai ilmu.
2.             KOMITMEN UNTUK NEGERI ( NASIONALIS / CINTA TANAH AIR )
Dalam memperjuangkan persoalan keumatan, beliau adalah sosok yang tidak kenal lelah selalu mendahulukan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi atau golongan. Beliau adalah sosok ulama yang tidak silau karena harta, tidak sombong karena jabatan, tidak pelit terhadap ilmu, selalu memberikan kemudahan dan tidak mempersulit persoalan, menghormati yang tua dan mengayomi yang muda, selalu istiqomah dalam memegang teguh nilai-nilai perjuangan sekalipun berhadapan dengan penguasa (power). Dengan bukti Di saat Jepang berkuasa, segala sesuatu diatur melalui sistem antrian, tetapi pihak penguasa Desa Sendangagung sendiri banyak yang melakukan pelanggaran dan penyelewengan. Dalam hal ini walaupun aparat desa yang melakukan penyelewengan termasuk orang-orang yang mempunyai hubungan baik dengan beliau, tetapi karena pelanggaran dan penyelewengan itu berkelanjutan sampai pada masa kemerdekaan maka beliau berani memimpin para pemuda Sendang untuk menuntut keadilan. Pada saat itu pihak penguasa mencurahkan segala kemampuan serta usaha untuk mempertahankan kekuasaannya melalui orang-orang atasannya, namun K.H. Ahmad Muhtadi tidak kalah taktik. Karena didorong oleh kewajiban agama dan negara serta kepentingan bangsa khususnya rakyat Sendangagung, maka dengan dibantun oleh beberapa teman beliau, yaitu H. Anwar, Ahmad bin Sento atau yang terkenal dengan panggilan Ahmad Sento dan kawan-kawan, juga dibantu pula oleh adinda (KH. Amin Musthofa Tunggul) akhirnya berhasil menumbangkan pelaku kejahatan di Desa Sendangagung, bahkan ada pula oknum yang terpaksa harus diusir keluar dari Sendangagung oleh K.H. Ahmad Muhtadi bersama masyarakat.

3.             SABAR DAN IKHLAS
Dalam mengemban amanah beliau selalu bersikap sabar dan Ikhlas. Kesabarannya dalam memberikan ilmu menjadi pelajaran berharga dan penting buat kita.

4.             PEJUANG PENDIDIKAN
Sosok pendidik yang karismatik dan penuh tauladan perlu kita ambil sebagai pelajaran. Beliau sangat memperhatikan tentang pendidikan, dengan kemampuan yang ada K.H. Ahmad Muhtadi telah berhasil menanam benih kehidupan yang cerdas dan berwawasan luas yaitu dengan mendirikannya sebuah tempat pendidikan. Perjuangannya dalam mendirikan tempat pendidikan tidaklah mudah, dengan bukti Pada saat Belanda datang lagi (agresi) pada tahun 1949 bangunan-bangunan milik pemerintah Republik Indonesia semuanya dibakar oleh tentara kita karena dikhawatirkan nantinya dijadikan markas Belanda. Pada waktu itu Sekolah Rakyat (SR) setingkat SD Paciran juga akan dibakar, namun dicegah oleh K.H. Ahmad Muhtadi sebab beliau ingin mendirikan bangunan madrasah mengingat beliau mempunyai banyak murid tetapi belum mempunyai sekolahan (madrasah). Untuk itu SR Paciran yang hendak dibakar itu dibeli oleh K.H. Ahmad Muhtadi. Oleh tentara kita SR itu tidak boleh di beli dengan uang tetapi harus ditukar dengan senjata, sebab dengan senjata itu nanti akan dapat digunakan secara langsung untuk melawan Belanda. Karena pada saat itu K.H. Ahmad Muhtadi mempunyai keluarga (Pak Lik Isterinya) sekaligus teman berjuang yang bernama Zainuddin dari Desa Kawisanyar Kebomas Gresik yang statusnya juga tentara, maka permintaan itu diiyakan (disetujui). Untuk itu Zainuddin langsung berusaha mencari beberapa senjata ke daerah Gresik dan setelah berhasil maka senjata itu diserahkan kepada teman-teman tentara melalui seorang kurir yang bernama Mustajab bin Sento. Sesudah itu SR dibongkar dan diusung ke Sendangagung. Tetapi sayang niat K.H. Ahmad Muhtadi untuk mendirikan bangunan Madrasah dari bekas SR Paciran itu belum kesampaian atau belum terlaksana, karena K.H. Ahmad Muhtadi sudah keburu ditangkap oleh Belanda sehingga akhirnya beliau ditembak mati. Perjuangan K.H. Ahmad Muhtadi yang begitu keras untuk membela kemerdekaan dan mencerdaskan bangsa yang kandas itu tetap diteruskan oleh keluarga, teman, handai toulan dan generasi penerus beliau, sehingga lambat laun dengan izin dan inayah Allah SWT tetap dapat terwujud seperti sekarang ini. Di mana dalam jangka waktu ± 33 tahun (1949 – 1982) Yayasan Al-Muhtadi sudah mempunyai empat jenjang pendidikan formal, yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) yang pada awal berdirinya bertempat di langgar wirid (tanah wakaf K.H. Ahmad Muhtadi tahun 1967), Madrasah Ibtidaiyah (MI) mula-mula bertempat di langgar Suto (tahun 1936), Madrasah Tsanawiyah (MTs) awal berdiri tahun 1980 ditempatkan di bawah panggung tua bekas gutaan (kantor) guru, dan Madrasah Aliyah (MA) bertempat di gedung MTs (tahun 1983). Di samping itu cikal bakal pendidikan yang berupa pondok pesantren juga masih tetap lestari. Seiring dengan kemajuan zaman dan kemajuan ekonomi masyarakat, bila pada masa-masa pendahulunya bangunan pondok dan madrasah masih terbuat dari bambu atau kayu, berlantai tanah yang berdebu, sekarang semuanya udah berupa gedung yang permanen dan megah.

5.             KARISMATIK
Tidak bisa dipungkiri sosok beliau adalah sosok ulama dan pejuang yang didambakan oleh umat. Siapapun kita akan selalu bercerita tentang kebaikan-kebaikan yang telah ditampilkan selama kehidupannya.

Ulama besar itu telah lama meninggalkan kita. Akan tetapi, sebenarnya ia tidak benar-benar meninggalkan kita. Nama besar dan wasiatnya yang ”abadi”, akan selalu menemani kita. Itulah sebabnya. Pada momentum haul ini, mudah mudahan kita mampu mengambil pelajaran besar di balik manaqib hidup K.H. Ahmad Muhtadi. Mari kita banyak bercermin dari sifat-sifat baik yang beliau wariskan agar perjuangan demi kemaslahatan umat terus berlanjut sepanjang masa. Dan semoga apa-apa yang telah beliau ajarkan kepada kita adalah ilmu yang bermanfaat dan pahalanya akan terus mengalir kepada almarhum. Amin.









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS